Profil Desa

Peniron, hanyalah sebuah desa kecil di 12 km utara kota Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Terletak di sebelah barat lembah Luk Ulo, sebuah sungai terbesar di Kebumen yang membelah Kebumen menjadi dua daerah dengan kebudayaan sedikit berbeda satu dengan lainnya, yang sering orang katakan sebagai daerah wetan kali dan kulon kali. Sebagai desa, Peniron tidak ada yang istimewa dan mungkin nyaris sama seperti desa-desa lain yang jauh dari kota.

Untuk lebih mengenal Peniron, kami membagi artikel tentang Peniron dari beberapa aspek, dan karena tulisan ini bersifat rintisan, maka sangat terbuka bagi teman-teman untuk menambahkan referensi dan melengkapi artikel ini. Tentu harus didukung bukti sahih dan data yang bisa dipertanggungjawabkan.

Peniron dalam sejarah :

Sejarah Peniron dapat dibaca di halaman ini.

Peniron dari aspek Sosial, Budaya dan Politik:

Sebagai daerah pedesaan, desa Peniron adalah desa yang aman, tentram, damai. Masyarakat hidup berdampingan dengan masih sangat tinggi memegang nilai-nilai dan norma sosial yang dianutnya. Hubungan kemasyarakatan yang masih sangat kuat di Peniron menjadikan seluruh masyarakat saling mengenal satu-sama lain walaupun jumlahnya mencapai 1500 Kepala Keluarga dengan luas wilayah 951 Ha.

Hampir 98% penduduknya bekerja sebagai petani, dengan 90% dari itu adalah petani marginal karena keterbatasan lahan yang dimiliki. Dengan luas 951 Ha, hanya sekitar 150 Ha yang berupa lahan persawahan. Sebagian beririgasi teknis, sebagian lagi adalah sawah tadah hujan. Walaupun ada irigasi teknis, siklus tanam praktis seperti sawah tadah hujan karena ketika kemarau air irigasi juga kering. Pada saat musim kemarau, sebagian besar menanam palawija seperti kacang-kacangan dan tembakau. Disamping keterbatasan lahan dan permodalan, kendala air memang menjadi kendala serius petani Peniron.

Selebihnya dari yang berprofesi sebagai petani adalah PNS/Wirausaha/TNI/Polri dan Pensiunan. Saat ini tercatat ada 43 orang masih menjadi PNS aktif, 10 orang menjadi TNI/POLRI.

Walaupun penduduk Peniron 100% beragama Islam, tidak semua daerah merupakan warga muslim yang sangat taat, bahkan hampir 40% bisa dikatakan sebagai kaum abangan. Toh begitu tak pernah ada gejolak apapun di sana karena semua saling menghormati dan saling menjaga perasaan masing-masing.

Dalam hal pendidikan, 90% anak usia sekolah telah menamatkan pendidikan dasar 9 tahun/setingkat SLTP, apalagi didukung dengan fasilitas pendidikan yang memadai untuk pendidikan dasar. Di Desa Peniron ada 2 buah TK, 3 buah SD Negeri, 1 buah MI Swasta dan 1 buah SMP Negeri. Keterbatasan lembaga pendidikan setingkat SLTP di Peniron teratasi karena adanya MTs Swasta di desa tetangga, yaitu 1 MTs di desa Karangreja kec. Karanggayam dan 1 buah MTs di desa Jemur Pejagoan yang jaraknya lumayan dekat.

Untuk pendidikan menengah atas, hampir 50% lulusan SMP meneruskan pendidikan setingkat SLTA di kota dan hanya sekitar 10% dari lulusan SLTA yang meneruskan ke perguruan tinggi. Tetapi kondisi sekarang yang segalanya serba mahal sangat menjadi kendala bagi warga Peniron untuk menyekolahkan anaknya apalagi sampai ke perguruan tinggi. Sebagai contoh, untuk biaya transportasi umum, anak sekolah dipungut 2.500 sekali jalan atau Rp. 5.000 PP. Jika ditambah dengan biaya trasnport tambahan dan uang jajan/saku maka setiap hari harus mengeluarkan minimal Rp. 10.000,- per orang.

Dalam hal kebudayaan, sebagaimana disebutkan di atas, sebagai desa di wilayah kulon kali (barat sungai Luk Ulo), maka kebudayaan masyarakatnya sangat dipengaruhi budaya Jawa Banyumasan. Baik dari segi bahasa/dialek, kesenian dan budaya adat lainnya. Jadi tak heran jika di Peniron ada 3 buah group kesenian ebleg/kuda lumping, 2 buah group lengger, mentiet, dangsak, dan lainnya. Disamping budaya banyumasan, Peniron dikenal sebagai gudangnya group kesenian janeng putri, sebuah seni shalawat tradisional Islam dengan pemain-pemain/anggota perempuan. Pada era tahun 1980an, janeng putri Peniron sangat tersohor sampai seantero Kabupaten. Tetapi sekarang, kendala regenerasi dan faktor minat masyarakat menjadikan beberapa group seni janeng gulung tikar. Tercatat, sekarang hanya ada sekitar 7 group janeng di Peniron yang masih eksis, dan semuanya beranggotakan laki-laki.

.

Disamping kesenian, Peniron mempunyai budaya khas pada bagian kehidupan masyarakatnya. Di Peniron disamping budaya Banyumas juga terbagi lagi karena pengaruh budaya Islam dan Jawa. Karena pengaruh tersebut, Peniron budaya Islam dan budaya Kejawen terbagi sama kuat tetapi saling berdampingan dengan damai.

Budaya Islam terutama terpusat di Peniron bagian timur di lembah Luk Ulo yaitu Kadus Rayung, Kadus Krajan, Kadus Klapasawit dan Kadus Jati. Sedangkan kultur Kejawen dianut oleh sebagian besar masyarakat di Peniron bagian barat dan daerah pegunungan seperti di Kadus Perkutukan, Kadus Bulugantung, Kadus Watucagak dan Kadus Bak.

Dua budaya ini juga menciptakan hal-hal yang khas antara lain:

  1. Tradisi kenduren (kenduri), seperti wedalan, Suran, Muludan, Sabanan, Likuran dan Badan, tidak dilakukan oleh masyarakat berkultur Islam.
  2. Bentuk makam yang berbeda-beda. Masyarakat dengan pengaruh kejawen membuat makam dengan bangunan beratap, sedangkan daerah wetan hanya berupa cungkup/nisan tanpa atap.
  3. Karena kuatnya budaya Islam, bangunan mushola dan masjid lebih banyak berada di daerah Peniron wetan. Bahkan dari 4 masjid yang digunakan untuk sholat Jum’at dan Shlolat Ied 3 diantaranya berada di Kadus Rayung dan Klapasawit.
  4. Perbedaan hari pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Daerah berkultur Kejawen melaksanakan Hari Raya Idul Fitri menurut hitungan Aboge sehingga biasanya mundur minimal 1 hari setelah sholat Ied. Daerah Peniron berkultur Islam merayakan hari raya Idul Fitri dengan berpedoman pada pelaksanaan sholat Id.
  5. Dalam ranah politik, daerah wetan adalah pendukung fanatik parpol berbasis Islam terutama PPP dan PKB, sedangkan daerah kulon dan pegunungan adalah pendukung parpol berbasis nasionalis seperti Partai Golkar dan PDIP.

Dalam hal politik, Peniron lebih terbagi pada 2 kekuatan ideologi, yaitu Islam dan Nasionalis. Hal ini tidak mengherankan karena di samping berimbangnya kaum agamis dan abangan, Peniron juga punya sejarah masa lalu yang menggambarkan dominannya kedua kekuatan yang pada masanya diwakili oleh Partai NU dan PNI.

Bahkan ketika terjadi perselisihan antara AOI (Angkatan Oemat Islam) dan Republik Indonesia tahun 1949 – 1952, desa Peniron menjadi salah satu basis kekuatan AOI sehingga sampai terjadi pertumpahan darah. Tercatat 2 orang terbunuh oleh AOI dan beberapa rumah yang ditengarai sebagai lumbung logistik AOI dibakar oleh tentara Indonesia.

Pada masa Orde Baru, karena kuatnya massa “hijau”, Peniron adalah tambang emas bagi PPP sehingga selalu mampu mengimbangi bahkan sempat mengungguli perolehan suara Golkar pada ajang PEMILU.

Kini, dimasa reformasi ketika begitu banyak partai berbasis warga NU, massa islam di Penironpun terpecah, terutama dalam dua kakuatan besar PKB dan PPP. Karena terpecahnya massa hijau, sejak Pemilu di masa reformasi di gelar, PKB dan PPP belum mampu mengungguli suara PDI Perjuangan sebagai pengumpul suara terbanyak.

Peniron dalam aspek Demografi dan Geografi :

Desa Peniron mempunyai luas wilayah 951 Ha atau 9.510 Km2 dan merupakan desa terluas di kecamatan Pejagoan. Karena luasnya, Peniron berbatasan dengan banyak desa-desa tetangga. Tercatat ada 9 desa yang berbatasan langsung dengan Peniron. Disebelah utara, Peniron berbatasan dengan Desa Logandu dan Kebakalan (Kecamatan Karanggayam), batas sebelah timur adalah Desa Karangreja Kecamatan Karanggayam, Desa Kedungwaru, Seling dan Widoro (Kecamatan Karangsambung), batas selatan Desa Kebagoran Kecamatan Pejagoan, dan batas barat adalah Desa Watulawang dan Pengaringan (Kecamatan Pejagoan).

Desa Peniron terdiri dari dataran rendah di sekitar lembah Luk Ulo dan sebagian lagi bergunung-gunung. Peniron juga mempunyai banyak sungai. Tercatat ada 5 sungai yang langsung bermuara di Kali Luk Ulo dan banyak sungai-sungai kecil sebagai cabangnya. Dataran tertinggi di Peniron adalah gunung (puncak pegunungan) Brujul yang berbatasan dengan desa Kebakalan. Peniron juga mempunyai hutan yang menjadi penguasaan Perum Perhutani.

Selain hutan Perhutani, Peniron juga menyimpan potensi besar dari hasil pertanian dan perkebunan seperti hasil kelapa, singkong, dan tanaman obat-obatan seperti kencur, jahe, kunyit dan lain sebagainya. Setiap pagi selain hari pasaran Senin dan Kamis, hasil-hasil perkebunan tersebut dijual ke Kebumen oleh pengepul. Peniron juga mempunyai potensi buah jenitri yang lumayan besar. Daerah sentra jenitri ada di Peniron sebalah barat (dusun Perkutukan). Sebagian petani jenitri bahkan menjadi pemasar ratusan batang bibit jenitri stek keluar daerah. Kualitas indukan menjadi daya tarik bagi pembeli untuk langsung mencari bibit stek ke petani di Peniron.

Peniron juga menjadi titik simpul jalan dan trayek angkutan umum. Satu trayek jurusan Watulawang berada pada jalan utama menuju tepat ke ibukota kecamatan Karanggayam melewati desa Watulawang dan Kajoran, satu trayek lain jurusan Kebakalan – Wonotirto melewati jalan menuju Kabupaten Banjarnegara. Untuk menuju ke Karanggayam atau ke Kabupaten Banjarnegara tidak perlu memutar jika melalui Peniron. Jalur Kebumen – Peniron adalah jalur utama jalan tembus Kebumen – Banjarnegara.

Pada tahun 2007, jumlah penduduk Peniron adalah 8.636 jiwa dengan 1456 KK. Jumlah itu belum termasuk yang sudah menetap di luar daerah karena mempunyai pekerjaan tetap di luar Peniron. Sebagian besar dari penduduk yang menetap adalah usia non produktif, sedangkan usia produktif sebagian besar didominasi oleh usia sekolah dan pasca sekolah karena belum bekerja atau dalam rangka mencari kerja.

Demikian sekilas profil desa Peniron. Walaupun masih sangat sederhana mudah-mudahan dapat memberi gambaran umum mengenai Peniron dan jika tertarik lebih lanjut tentang potensi Peniron, silahkan berkunjung ke desa kami.

15 Komentar (+add yours?)

  1. Gareng Cilik
    Nov 10, 2008 @ 16:30:07

    Wah jan, kumplit temenan, kena nggo inspirasi nang inyong kiye, ngesuk tek melu2 ben lewih kumplit nggonaku

  2. Gareng Cilik
    Nov 10, 2008 @ 16:48:13

    Peniron, hanyalah sebuah desa kecil di 12 km utara kota Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. <<<< Ujarku ngambrah ambrah ko, nek Peniron bae di omong kecil, watulawang sih apa yah, hehehehhe, sa uprit mbok 😀

  3. NAUFAL
    Nov 10, 2008 @ 20:06:31

    Kang Gareng, profil Peniron sing tek tulis ya mesti esih kekurangane. Monggo saling tukar kawruh. Conto sing apik, kritik sing kurang. Kaya kue mbok Kang..

  4. NAUFAL
    Nov 10, 2008 @ 20:16:47

    Sing tek maksud kecil seka kualitas Kang. Apalagi gede karo amba kue kan beda…
    Dg merasa cilik dr segi kualitas, moga2 wong Peniron merasa tertantang utk berbuat terbaik agar desane dadi ‘gede’ temenan.

  5. budi
    Nov 29, 2008 @ 18:32:23

    nduwur kae poto mesjid endi kang, nyong kaya wis tau weruh tapi mbuh nang ngendi, apa nang rayung ya..?

  6. segalih
    Jan 01, 2009 @ 22:21:32

    apik remen ya nyritakna desa ne sampean,penulisnya membuat inspirasi orang2 desa lainnya untuk membuat artikel spti anda

  7. Suhar
    Jan 02, 2009 @ 05:07:04

    @kang Budi, bener kae foto mesjid Rayung kulon.

    @segalih, moga2 dadi inspirasi rika juga ya.. 😀 sinau bareng. Matur nuwun wis tilik ngeneh.:-D

  8. misran79
    Feb 05, 2009 @ 14:30:39

    Assalamu’alaikum….
    Salam kenal ini sama orang Kebagoran, ikut numbrung niki………..kalau berkenan mau numpang mejeng disini, Mbok menawane sampean mampir nang bloge kula ya minta saran gemana biar bagus gitu…..masalahe lagi ngikut ngikut blajaran gawe blog niki kang…..
    mampir ngeneh http://www.ngajidulu.co.cc

  9. Suhar
    Feb 05, 2009 @ 17:15:41

    Monggo kang Misran. Alhamdulillah akhire wong Bagoran mlebu juga.

    Ayuh mbangun silaturahmi walaupun baru lewat internet.

  10. BO
    Feb 11, 2009 @ 11:12:55

    thanks god! sorry ya…. aku ngopi artikel kamu yang ini ya…
    maklum tugasna katah…!

    >>>monggo Mas Bo-Chan. Nda pp selama jangan dimanipulasi menjadi profilnya desa lain. Kalo yg itu, resiko tanggung sendiri lho. hehe

  11. Mal Luthfi
    Okt 06, 2010 @ 13:57:08

    Ass…

    Salam kenal bg, saya ingin sharing msalah membuat blog atau wopres untuk desa saya ..kebetulan saya juga bekerja di instasi pemdes, saya berharap dapat mendaptkan bantuan untuk membuatnya …

  12. ijan GAREP gawe skripsi
    Okt 11, 2010 @ 11:16:53

    maaf mas…

    data2 pada tahun 2010 yang dibuat profil sudah ada apa belum..?
    kalau saya baca klihatanya data yang digunakan berkisar tahun 2008 ke bawah.

    atau mungkin sudah ditampilkan..? hanya keterbatasan saya dalam mengakses info ya?

    saya minta bantuanya mas…

    jumlah penduduk desa peniron tahun 2010 n kegiatan keagamaan ditahun 2010 di tampilkan ya?

    saya butuh data tersebut.

    jika njenengan sibuk,, ya besok aq tak sowan k balai desa..
    hehe se x x meng balai desa peniron.

  13. milito
    Jan 11, 2011 @ 21:39:48

    peniron jaya

  14. Amelia
    Mei 13, 2011 @ 08:50:42

    sipppp lah ….

  15. Suhar
    Mei 14, 2011 @ 15:19:11

    Tengkyu nggo kabeh baen. Ngapurane anu sing due agi lunga umroh.. Hahaha..

Tinggalkan komentar