Karang Taruna

 

Karang Taruna Desa Peniron secara resmi berdiri pada tanggal 28 Oktober 1986 dan dinamai TUNAS KARYA. Sebagai organisasi dengan tujuan sosial, maka Karang Taruna diharapkan menjadi wadah generasi muda untuk berkarya dan berjiwa sosial, sesuai dengan namanya.

Kepengurusan Karang Taruna pertama dipimpin oleh Mas Ambar Atmoko. Tokoh-tokoh  aktifis pemuda lain yang membidani lahirnya Karang Taruna dan berperan aktif antara lain Mas Sugito, Mbak Martinah, Mas Gun, dan kawan-kawan. Pada periode kepengurusan pertama inilah lapangan sepak bola desa seluas 1 hektar dibuat. Selain itu,  kepengurusan ini pula yang memulai diadakannya pentas seni pada setiap Agustusan yang akhirnya menjadi menu wajib sampai sekarang.

Periode kepengurusan selanjutnya dipimpin oleh Mas Basuki dari Kalipancur. Pada masa ini, kegiatan kepemudaan terasa sangat bergairah. Apalagi pada waktu memang sangat didukung oleh lembaga-lembaga desa secara penuh, termasuk dalam hal pembentukan Karang Taruna tingkat Kadus. Pada masa itu untuk mendukung kegiatan, di tiap Kadus dibentuk Karang Taruna Kadusyang semuanya menginduk di Karang Taruna Tunas Karya. Diantara 8 Karang Taruna tingkat Kadus antara lain: KT Pertapan Tunggal, KT Lembah Luk Ulo, KT Saman Kembar, KT Trubus dan KT Tunas Jati. Pada tahun 1988 – 1990an di bawah kepemimpinan Mas Basuki, Karang Taruna tingkat Kadus sangat aktif dalam berbagai kegiatan. Sayangnya kini seiring dengan meredupnya kegiatan Karang Taruna induk, organisasi subordinat KT Tunas Karya di tingkat Kadus itu tidak lagi aktif.

Karang Taruna Tunas Karya pernah mengalami kevakuman kepengurusan/ketua ketika Mas Basuki karena panggilan tugas harus pindah ke Bengkulu. Sekitar 2 tahunan, kepengurusan Karang Taruna dipimpin sementara oleh Mas Sukijan bersama-sama denganaktifis pemuda yang lain seperti Mas Irfangi, Mba Sartiyah, Mba Sumarni, Mba Martinah, Mas Gunawan, Mas Sugito dan lainnya. Dan melalui musyawarah desa Karang Taruna, terbentuklah kepengurusan baru di bawah Mas Irfangi, S.Ag sebagai Ketua, Mas Sukijan sebagai seketaris dan Mba Martinah sebagai bendahara.

Awal kepengurusannya dilakukan Latihan Pembekalan Kader yang akhirnya mencetak generasi penerus, yang kelak menggantikan kepengurusannya.

Pada tahun 2003 ketika Karang Taruna di bawah kepemimpinan Mas Suhar, ditumbuhkan lagi organisasi kepemudaan ditingkat Kadus dengan nama yang berbeda dan sedikit gaul yang disatukan dengan nama Klub Sepak Bola anggota Turangga Sakti FC. Dengan nama baru yang lebih “muda”diharapkan memberi gairah dan animo remaja untuk tertarik dalam kegiatan keremajaan. Maka muncullah nama diantaranya Persatuan Anak Lanang Klapasawit (PALAK), Saman Kembar (SAMBAR) Bak, Putra Manunggal (PUMA) Watucagak, Anak Manunggal Pertapan (AMPER), dan lainnya.

Perjalanan Karang Taruna Tunas Karya memang mengalami masa pasang surut. Tetapi kiprah dalam mewarnai kehidupan desa Peniron tak dapat dipandang sebelah mata. Memang harus diakui bahwa kegiatan-kegiatan Karang Taruna akhirnya sedikit melesat dari tujuannya yaitu sebagai gerakan sosial, bahkan kegiatan yang berjalan akhir-akhir ini cenderung statis tanpa inovasi. Akhir-akhir inipun, Karang Taruna seperti kehabisan kader-kader yang militan dan sosialis, dan terhentinya kaderisasi harus diakui adalah salah satu kegagalan kepengurusan sebuah organisasi.

Tetapi dibandingkan dengan beberapa Karang Taruna di desa-desa sekitarnya, eksistensi Karang Taruna desa Peniron masih patut dibanggakan karena masih mampu bertahan dan menjalankan program-program keremajaannya. Pada akhir tahun ini, remaja seperti mendapat suntikan motivasi baru dengan aktifnya beberapa aktifis seperti Mas Muhsinun yang selepas pulang dari Jepang rela mengabdikan diri untuk mengurusi organisasi keremajaan. Mudah-mudahan momentum ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait, terutama oleh Pemdes dan lembaga terkait untuk kembali menggairahkan kegiatan-kegiatan keremajaan. Jika momentum kebangkitan ini dibiarkan,maka ibarat api yang sudah padam maka perlu waktu untuk dihidupkan lagi.

Karang Taruna juga mempunyai organisasi otonom berupa klub sepak bola Turangga Sakti. Sejak terbentuk resmi menggantikan klub lama Persap (Persatuan Sepak Bola Peniron) dan dikelola dengan sedikit profesional tahun 2004, klub ini telah beberapa kali meraih prestasi di tingkat kabupaten maupun di luar kabupaten.

Karang Taruna juga pernah mempunyai event legendaris bernama Peniron Cup, sebuah turnamen sepak bola yang diadakan rutin setiap tahun sejak tahun 1982 sampai 1994. Sayang, selepas perpecahan klub Peniron menjadi A dan B, penyelenggaraan turnamen ini terhenti. Upaya menghidupkan lagi sempat dilakukan tahun 2006, tetapi evaluasi penyelelenggaraan dengan terpaksa meniadakan lagi turnamen ini sampai tahun ini. Evaluasi itu antara lain masukan dari Persak tentang kondisi sarana prasarana dan manajemen penyelenggaraan.

Sekarang, lapangan sepak bola sedang dalam tahap peningkatan, dan mudah-mudahan nanti sudah memadai untuk penyelenggaraan turnamen maupun aktifitas latihan dan olahraga.

Ketua Karang Taruna Tunas Karya dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

Tahun 1986 – 1988: Ambar Atmoko

Tahun 1988 – 1991: Basuki

Tahun 1992 – 1998: Irfangi, S.Ag

Tahun 1998 – 2007: Suhar

Tahun 2007 – sekarang: Mustakim, S.Ag

Demikian sekilas profil Karang Taruna Tunas Karya. Penulis baru mengolah dari catatan sendiri, sehingga  masih sangat terbuka masukan dan informasi baru untuk melengkapi/menyempurnakan tulisan ini.

Maju terus Pemuda Peniron!

9 Komentar (+add yours?)

  1. NAUFAL
    Nov 02, 2008 @ 17:31:10

    test komentar

  2. Gareng Cilik
    Nov 10, 2008 @ 16:36:40

    Karang Taruna anng Peniron hebat yaaa, sing dadi pengurus wong2 terpelajar, 🙂 dadine bisa lewih maju,
    Rika juga mbene leren yaa dadi Lurah Karang Taruna, mengko gari njajal dadi lurah Desa kang, sing ana gajine, heheheh

  3. Naufal
    Nov 11, 2008 @ 08:18:59

    Peniron mungkin termasuk pelopor dlm hal keberanian mengangkat generasi muda utk menjadi perangkat desa maupun di lembaga desa lain.

    Sejak tahun 2001, perangkat desa diisi generasi muda.
    Sekarang, Kades, Sekdes, ketua BPD, ketua LKMD pun usianya dibawah 35 tahun. Anggota LKMD hanya 2 yang diatas 35 th, dr 11 anggota BPD hanya 2 yg usia diatas 36 tahun.

    Peran anak muda di Peniron memang dominan. Generasi tua lbh memposisikan sebagai sesepuh utk memberi pendapat dan masukan.

    Kaderisasi remaja tdk hanya lewat Karang Taruna tp ada Ansor, Fatayat dan IPNU-IPPNU yg satu visi utk desa.

  4. rio
    Nov 18, 2008 @ 07:21:01

    sekaline karang taruna tunas karya usiane lewih tua dari usiaku.

  5. tobiel
    Des 20, 2008 @ 14:50:13

    setelah membaca profile karang taruna desa peniron
    jadi tumbuh lagi semangat muda saya mas suhar.
    saya merasa waktu muda dulu,ya usia 17+ tidak pernah aktif dikarang taruna.
    tapi menurut saya peran aktif atau kinerja ketua karang taruna yang sangat menentukan.
    SEMANGAT ANAK MUDA PENIRON.

  6. Suhar
    Des 20, 2008 @ 15:28:48

    @kang Rio, umure rika mbok wis 38? Hehe

    @kang Tobiel, umure rika siki pira? Apa wis tua? Jane rika si Tobiel sapa ya?

  7. otong wtl
    Des 26, 2008 @ 07:50:18

    salam kenal buat teman – teman aku waktu smp n 2 peniron,AHMD SAEFIDIN.ASEP BUDIMAN.TUWONO.SUGENG.DLL
    meraka temen – teman akrab aku he….he….ha

  8. Suhar
    Des 26, 2008 @ 07:58:29

    Saya sampaikan kalo besok ketemu Kang Otong. Kebetulan beliau2 nda pernah aktif di sini.
    Salam Kang Otong.. Matur nuwun wis tilik. 😀

  9. Dewi urian kusumah
    Nov 12, 2009 @ 20:37:23

    Setelah sya membca karang taruna diatas jiwa rasa timbul untuk semangat gnerasi remaja2 modeeren yang ingin lebih aktif dalm suatu lingkunanya,…

Tinggalkan komentar